Senin, 15 November 2010

FUNGSI IBADAH

Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata. Yaitu amal sholeh yang dilakukan karena Allah.
Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat.

Ada tiga aspek tujuan ibadah dalam Islam
Pertama: Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya dapat dilakukan melalui muqorobah yaitu sikap merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT, dan khudlu yaitu sikap tunduk kepada Allah SWT. Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT.
Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an:

Hanya kepadamulah kami menyembah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan. (Al-Fatihah: 5)
Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu.

Kedua: Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya terhadap diri sendiri dan memperkokoh rasa solidaritas dengan sesama manusia lainnya.

Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat. Contohnya:
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:

…….Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar……….(Al-Ankabut: 45)

Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.

Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan fungsinya:

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Al-Attaubah: 103)

Zakat berfungsi untuk membersihkan mereka yang ber-zakat dari kekikiran dan kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat buruk yang anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakatnta
Zakat juga akan menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan memperkembangkan harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat hatinya akan tentram karena ia akan dicintai masyarakat. Dan hartanya pun akan berkembang karena dapat perlindungan dari mereka.
Dan masih banyak ibadah-ibadah lain yang tujuannya tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga membawa dapak sosial yang baik bagi masyarakatnya.
Karena itu Allah tidak akan menerima semua bentuk ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:

Barangsiapa yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka dia hanya akan bertambah jauh dari Allah. (HR. Thabrani)

Ketiga: Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat; mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin.

Apabila kita menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan amar ma'ruf nahi munkar, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.

Senin, 08 November 2010

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Dalam suatu hadits masyhur dikatakan, "Islam itu didirikan di atas lima perkara, yaitu; syahadat (kesaksian) bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, ibadah haji ke baitullah bila mampu.

Kelima perkara itu kemudian disebut rukun Islam. Ini adalah perkara-perkara yang mesti ditegakkan oleh setiap muslim.

Namun perkara lain yang juga sangat penting adalah kewajiban amar ma'ruf dan nahi munkar. (memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran). Meskipun kewajiban amar ma'ruf dan dan nahi munkar ini tidak dimasukkan ke dalam rukun Islam namun perintah melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar telah banyak disebutkan dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Dan untuk inilah umat Islam dilahirkan sebagai umat terbaik diantara umat-umat lainnya. Allah SWT Berfirman:

"kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ….."(Ali Imran: 110)

Kewajiban amar ma'ruf dan dan nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim dalam kondisi dan dalam keududukan apapun. Orang yang meninggalkan amar ma'ruf dan dan nahi munkar dikategorikan sebagai orang yang merugi meski ia telah beriman dan beramal sholeh.

Allah SWT berfirman:

(1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3). kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al-Ashr: 1-3)

Iman dan amal sholeh belum cukup untuk keselamatan manusia dari kerugian dan kebinasaan hingga mereka menggabungkan Iman dan amal sholehnya itu dengan upaya saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Prinsip ini adalah bagian dari amar ma'ruf dan nahi munkar.

Karena kewajiban ini telah diabaikan oleh sebagian besar umat Islam maka tidak mengherankan apabila kita saksikan di depan mata kita kemunkaran dilakukan dengan terang-terangan tanpa malu-malu bahkan bangga dengan perbuatan munkarnya itu.

Inilah sesusungguhnya bencana terburuk bila kita membiarkan kemunkaran terjadi di masyarakat. Jika masyarakat sudah tidak mau menyerukan kebenaran secara terang-terangan dan tidak mau untuk melakuan amar ma'ruf nahi munkar. Maka pada saat itulah masyarakat pantas mendapatkan pembalasan Allah dan siksa-Nya, maka bencana dan nestapa akan menimpa orang-orang yang melakukan kemunkaran dan orang-orang yang mendiamkannya.

" dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfal: 25).

Bila masyarakat terus membiarkan kemungkaran, dan tidak peduli sama sekali untuk berupaya memperbaikinya. Maka lambat laun nurani masyarakat akan mati, hingga pada akhirnya menganggap baik segala kemunkaran.

Pada saat itu tatanan nilai sosial umat berubah terbalik. Yang haram dianggap halal, yang halal dianggap haram, pergaulan bebas dianggap kemajuan, kejahatan dianggap seni, berpakaian seperti telanjang dianggap modern, kejujuran dianggap kebodohan, ketaatan dianggap keterbelakangan, dan nilai manusia hanya diukur dengan hartanya. Pada saat itu orang-orang bertaqwa akan disingkirkan.

Melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim. Kita dapat melakukan pekerjaan ini secara bertahap mulai dari diri sendiri, keluarga dan terus ke masyarakat luas.